BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan
batin. di dalamnya terdapat
berbagai petunjnuk tentang bagi mana seharausnya manusia itu menyikapi hidup
dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan
manusia, sebagaimana terdapatdi dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan
agung. Islammengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal
pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap
seimbang dalam memenuhi kebutuhanmaterial dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan,
anti-feodalistik,mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak
mulia dan bersikap positif lainnya.
B. PERMASALAHAN
Seperti yang telah kita ketahui bahwa islam dan
agam-agama yang lainnya yang dunia ini bahwa islam adalah agama terkhir
diantara sekian besar agama di dunia, maka dengan demikian penyusun merumuskan
beberapa permaslahan tersebut :
a. Sejauh mana kita mengetahui apa itu agama islam?
b. Sejauh mana kita mengetahui sejarah perkembangan
islam?
c. Sejauh mana kita mengetahui akan keberadaan agama
islam daengan agama lainny?
C. KEGIATAN
Toturial dan
pembahasan
D. TUJUAN
Memahami posisi Agama Islam sebagai Agama pembaru
sekaligus penyempurna semua agama di dunia
BAB I PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN AGAMA ISLAM
1. Pengertian Agama
Secara sederhana
pengertian agama dapat dilihat dari segi bahasa dan istilah. Agama dari segi
bahasa yang diuraikan oleh Harun nasution menurutnya, agama berasal dari dua
kata yaitu A dan GAM ,yang dimana A adalah tidak dan GAM adalah pergi, jadi
agama artinya tidak pergi,tetap ditempat, diwarisi secara turun temurun. Hal
demikian menunjukan pada salah satu sifat agama yaitu diwarisi secara turun
temurun dari satu generasi kegeneraai berikutnya. Selanjutnya ada juga yang
mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci dan agama-agama memang
memiliki kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan bahwa agama juga berarti
tuntunan, pengertian ini menggabarkan salah satu sifat agama sebagai tuntunan
bagi hidup manusia.
Agama juga dikenal dengan
sebutan din yang dalam bahasa semit
berarti undang-undang atau hukum. Pengertian ini juga sejalan dengan kandungan
agama yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang merupakan hukum yang harus
dipatuhui penganut gama yang bersangkutan. Selanjutnya agama juga menguasi diri
seseoarang dan membuat iya tunduk dan patuh kepada tuhan dengan menjalankan
ajaran-ajaran agamanya.
Sedangkan menurut istilah
Agama dapat dikemukakan sebagai berikut :
Menurut albert K. Nottingham dalam bukunya agama dan masyarakat berpendapat bahwa agama adalah gejala yang
begitu sering terdapat dimana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha kita
untuk membuat abstraksi ilmiah. Lebih lanjut nottingham mengatakan bahwa agama
berakaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari
keberadaannya sendiri dan keberadaan alam smesta. Agama telah menimbulkan
khayalnya yang paling luas dan jga digunakan untuk membenarkan kekejaman orang
yang luarbiasa terhadap orang lain.
Pengertian agama yang
telah dikutip diatas sudah pasti tidak akan mendapatkan kesepakatan dan hal ini
sudah dapat diduga sebelumnya karena sebagi mana dikatakan diatas, bahwa kita
sulit sekali bahkan mustahil dapat menjumpao definisi agama yang dapt diterima
semua pihak, karena definisi tersebut datang dari kaum sosiolog yang
mendefinisikan agama dengan bertitik tolak dari agama yang
diperaktikkan,dihayati, dan diamalkan dalam masyarakat.[1]
2. Pengertian Islam
Menurut bahasa islam
berasal dari bahasa arab yaitu berasal dari kata salima yang mengandung arti selamat,sentosa,dan damai. Dari kata salima dapat berubah menjadi kata aslama yang beratiberserah diri masuk
kedalam kedamaian.[2]
Senada dengan pendapat
yang diatas sumberlain mengatakan bahwa islam berasal bahasa arab, terambil
dari kata salima yang berati selamat
sentosa. Dari asal kata itu dapat dibentuk menjadi kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan
berarti pula menyrahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Oleh sebab itu orang
yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebgai orang muslim. Orang yang
demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh
kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya dijamin keselamatannya di dunia
dan di akherat.[3]
Dari beberapa uraian diatas, kita sampai pada
suatu kesimpulan bahwa kata islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh,
tunduk, taat, dan berserah diri kepada tuhan dalam upaya mencari keselamatan
dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan
atas kesadaraan dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan dari orang lain,
melainkan sebagai pangilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam
kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduknkepada tuhan.
Adapun pengertian islam
menurut isltilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-beda. Harun nasution
misalnya mengatakan bahwa isalm menurut istilah adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan kepada masyarakat manusia melalui nabi muhammad SAW
sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang tidak hanya
mengenal satu segi, tetapi mengnai berbagai segi dari kehidupan manusia.[4]
Sementara itu Maulana muhammad ali mengatakan
bahwa islam adalah agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan
allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa
agam islam selaras benar dengan agamanya. Islam bukan hanya dikatakaan sebagai
agama seluruh nabi allah, sebagai mana tersebut pada beberapa ayat kitab suci
Al-Qur’an, melainkan pula pda sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya
kepada undang-undang allah, yang kita saksikan kepada seluruh semesta.[5]
Berdasar beberapa keterangan tersebut, maka kata
islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu
yang datng dari Allah, bukan berasak dari manusia, dan bukan pula berasal dari
nabi Muhammad.
B.SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM
Seperti yang kita ketauhi
bahwa dalam garis besarnya sejarah islam dapat dibagi menjadi tiga periode
besar, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M),
periode modern (1800 M sampai dengan sekarang).
1. Periode Klasik
(650-1250 M)
Merupakan zaman kemajuan dan dibagi kedalam dua
fase. Pertama, fase ekspansi,
disintegrasi, dan puncak kemajuan. Dijaman inilah daerah islam meluas melalui
afrika utara sampai kespanyol barat dan maelalui persia sampai ke india timur.
Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya
berkedudukan di madina, kemudian di damsyk dan terakhir di baghdad. Dan dijam
inilah yang menghasilkan ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam abu
hanfiah, Imam syafi’i, Imam ibn Hambal yang akhli dibidang hukum dan lain
sebagainya. Kedua fase disentegrasi
(1000-1250 M). Dimasa ini keutuhan umat islam dalam bidang politik mulai pecah,
kekuasaan kholifah menurun dan akhirnya baghdad dapat dirampas dan dihancurkan
oleh hulagu ditahun 1258 M. Dan kholifah sebagai lambang jejuasaan umat islam
hilang.[6]
2. Periode Pertengahan
(1250-1800 M)
Fase ini juga terbagi
menjadi dua. Pertama fase kemunduran.
Dijaman ini disentegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara sunni dan syi’ah
dan demikian juga antara arab dan persia bertambah nyata. Dunia islam terbagi
menjadi dua, bagian arab yang terdiri dari arabia, irak, suria, palestina,
mesir dan afrika utara dan mesir sebagai pusat dan persia yang terdiri dari
balkan asia kecil, persia, asiah tengah dan iran sebagai pusat. Kebudayaan
persia mengambil bentuk internasional dan dengan demikian mendesak lapangan
kebudayaan arab. Pendapat bahwa pintu ijtihat telah tertutup makin meluas
dikalangan umat islam. Demikian juga terkait dengan pengaruh spanyol, dipaksa
masuk kristen atau keluar dari daerah itu. Kedua
fase tiga kerajaan besar (1500=1800 M) yang dimulai dengan jaman
kemajuan(1500-1700 M), tiga kerajaan besar itu adalah Kerajaan Usmani di turki,
Kerajaan Safawi di persia, Kerajaan Mughal di india dijaman ini kemajuan telah
didapat ketiga kerajaan besar ini memiliki kejayaan masing-masing terytama
dalam bentu literatur dan arsitek.
Masijid dan gedung-gedung indah yang didirikan
dijaman ini masih dpat dilihat di instanbul, tibrz, isfahan, serta di kota-kota
lain yang ada diturki dan delhi. Kemajuan umat islam dizaman ini jauh lebih
banyak merupakan kemajuan dalam lapangan politk dan jauh lebih kecil dari
kemajuan perioe kelasik. Perhatian kepada ilmu pengetahuan masih kecil sekali.[7]
3. Periode Modern (1800 M
sampai sekarang)
Merupakan zaman
kebangkitan umat islam. Jatuhmya mesir ketangan barat mengingatkan dunia islam
akan kelemahannya dan menyadarkan umat islam bahwa dibarat telah timbul
peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi islam raja-raja dan
pemuka islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekutan umat
islam kembali. Diperiode modern inilah timbulnya ide-ide pembaruan dalam islam.
Dari depkripsi diatas
terlihat naik turun, pasang surut gelombang kemajuan dan kemunduran islam. Kini
umat islam tengah memikirakan kembali bagai mana cara meajukan dirinya.
Pembaruan terjadi dihampir seluruh negara islam terutama di negara-negara yang
pernah dikuasai dan dijajah oleh kekuatan barat. Pembaruab tersebut hingga
sekarang masih berlangsung untuk mencapai tujuannya yang diinginkan. Sementara
itu, berbagai penelitian para ahli tentang fenomena pembaruan islam tersebut
terus berlanjut dan hasil-hasilnya telah banyak dipublikasikan baik dalm bentuk
buku-buku, artikel maupun dakwah dengan lisan dan sebagainya. Dari keadaan
demikian, munculah satu mata kulliah yang diajarkan pada berbagai perguruan
tinggi islam. Mengkaji berbagai upaya pembaruan berikut pemikiran, tokoh-tokoh,
strategi dan keberhasilanya selain guna untuk kepentingan akademis juga berguna
sebagai bahan perbandingan untuk melakukan pembaruan di indonesia.[8]
C. POSISI ISLAM DIANTARA AGAMA-AGAMA LAIN DIDUNIA
Islam adalah aga terakhir
diantara sekalian agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa
yang menggerakkan revolusi dunia, dan merubah nasib sekalian bangsa selain itu,
islam bukan saja agama yang terakhir melainkan agama yang melingkupi
segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang dtang sebelumnya.
Mengenai posisi islam
terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikatakan sebagai berikut :
Pertama ,dapat dilihat dari ciri khas agama islam yang paling
menonjol, bahwa islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai
bahwa sekalian gama besar di dunia yang datng sebelumnya diturunkan dan
diwahyukan oleh Allah. Salah satu rukun iman adalah bahwa seseorang harus
beriman kepada sekalian nabi yang diutus sebelum nabi Muhammad SAW. Didalam
islam dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat islam untuk mengakui agama-agama
yang diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari rukun iman.[9]
Seperti
yang termaktup dalam surah al-baqoarah : 4 yang artinya :
“Dan orang yang beriman kepada apa yang diturunkan
kepada engkau dan apa yang diturunkan sebelem engkau”.
Dan dalam surah
al-baqarah : 136 yang artinya :
“Katakanlah kami beriman kepada
allah dan kepada yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturnkan kepada
ibrahim, isma’il, ishak, ya’qub, dan anak cucunya, serta apa yang diberikan
kepada musa dan isa serta apa yang diberiakan kepad apar nabi dari tuhan
mereka, dan kami tak menbeda-bedakan diantara mereka”
Berdasarkan ayat-ayat tersebut terlihat dengan jelas bahwa posisi islam
diantara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang meyakini
dan mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul sebelumnya.
Kedua, posisi islam diantara agama-agama besar didunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama
islam yang memberinya kedudukan istimewa diantara sekalian agama. Selain
menjadi agama yang terakhir, dan meliputi semuanya, islam adalah pernyataan
kehendak ilahi yang sempurna. Di dalam al-qur’an dinyatakan dalam surah
al-madinah ayat 3 yang artinya :
“Pada hari aku sempurnakan untuk
kamu agama kamu, dan aku lengkapkan nikmat-ku kepada kamu, dan aku pilihkan
untuk kamu islam seabagi agama”.
Ketiga , posisi islam diantara agama-agama besar didunia dapat
dilihat dari peran yang dimaikannya. Dalm hubungan ini agam islam memiliki
tugas besar yaitu :
1. Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk
persaudaraan diantara sekalian agama didunia.
2. Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam
agama yang telah ada sebelumnya
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
para penganutagama sebelumnya yang kemudian dimsukan kedalam agamanya itu.[10]
Keempat , posisi islam diantara agama-agama besar didunia
dapat dilihat dari adanya unsur pembaruan didalamnya. Dengan datngnya islam,
agama memperoleh arti yang baru. Dalm hal ini paling kurang ada dua hal, pertama agama tidak boleh dianggab
sebagai digma yang orang harus menerimanya, jikaingin selamat dari siksaan yag
kekal. Dalam islam agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan atas
pegalaman universal umat manusia. Kedua ruang
lingkup agama itu tak terbatas pada kepada kehidupan akherat saja melainkan
juga mencakuo kehidupan dunia. Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapat
mencapai kesadaran adanya kehidupan yang lebih tinggi.
Kelima , posisi islam diantara
agama-agama besar didunia dapat dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajran
islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Isalam selalu berupaya mengakomodir
ajaran-ajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru
didalamnya. Sebelum islam datang
misalnya dijumpai adanya kebiasaan melakukan kurban untuk sesembahan
kepada para dewa dan arwah leluhur untuk mencapai keberkahan.
Kebiasaan berkurban ini diteruskan oleh islam dengan mengganti benda yang
dikurbankan bukan lagi manusia melainkan melalui hewan ternak, dan tujuan
kurban diarahkan sebagai bentuk rasa bersyukur kepada tuhan atas segala karunia
yang diberkan-NYA, sedangkan daging kurbannya diberikan kepada fakir miskin dan
orang-orang yang kurang mampu. Dengna kurban tersebut maka tercipta tujuan
agama, yaitu menjalin hubungan manusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan
manusia. Dan syariat berkurban ini diabadikan didalam al-qur’an dalam surah :
alkaustar : 1-2 yang artinya :
“sesungguh
kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak maka dirikanlah sholat karena
tuhanmu, dan berkorbanlah”
(Q.S Al-Kustar : 1-2)
Dan dalam ayat yang lain juga dijelaskan bahawa :
“Supaya
mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang allah berika kepada
mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian dari pada dan(sebagian
lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir”
(Q.S Al;Hajj : 28)
Pembicaraan ayat tadi adalah dalam
konteks ibadah haji. Yaitu bagi orang yang ibadah haji tamatu di tanah mekkah
dan melakukan pada musim haji.
Hal
lain yang merupakan tradisi masa lalu yang diteruskan oleh islam pada masa
berikutnya dengan mealakukan perubahan itu, adalah kebiasaan melakukan pesta
paling kurang dua kali dalam setahun yang diadakan di di sekitar ka’bah. Pada
pesta tersebut mereka memperlombakan pembacaan puisi , tari-tarian,
nyanyi-nyanyian, hingga sampai mabuk-mabukan dan perbuatan foya-foya lainya.[11]
Dan islam pun melanjutkan kebiasaan
tersebut dengan mengubahnya menjadi perayaan idul adha dan idul fitri yang
diisi dengan memanjatkan puji syukur, ibadah sholat, berkurban serta melakukan
sedekah dan serangkai perbuatan kebaikan lainnya dan seluruh kebaikan tersebut
diarahkan kepada dua hal yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan mendkatkan
diri kepadasesama manusia.
Keenam , hubungan islam dan agama-agama
lain di dunia dapat dilihat dalam ajaran moral atau akhlak yang mulia yang ada
didalamnya. Kita misalnya menjumpai ajaran moral dalam agama-agama sebagai berikut
:
Didalam
agama Hindu terdapat ajaran pengadilan tentang kesenangan. Ajaran ini mengnggab
bahwa keinginan merupakan hal yang bersifat alamiah, sesuai dengan kodrat
manusia. Kepada orang yang menginginkan kesenangan, ajaran hindu mengatakan :
Silahkan, hal itu tidak jelek. Kesenangan adalah salah satu dari empat tujuan
yangh sah dalam hidup kita. Dunia ini mengandung kemungkinan yang amat luas
untuk memperoleh kesenangan itu, dunia penuh dengan keindahan dan hal-hal yang
indah bagi panca indra kita. Lebih lagi, ada dunia lain diatas duinia ini diman
setiap kesenangan itu meningkat sejuta kali lipat tiap putaran. Kita juga akan
mengalami dunia-dunia tersaebut ppada babak-babak kehidupan kita di kemudian
hari dalm proses penjadian kita. Tentu saja hedoisme seperti hal-hal lain perlu
dipahami secara tepat. Tidak setiap hasrat dapat dituruti tanpa adanya resiko.
Tjiuan kecil-kecil dalam jangka pendek harus dikorbankan demi tujuan yang lebih
besar dimasa yang akan datang.[12]
Selanjutnya didalam agama kristen
dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak pada pengendalian diri.
Dalam kitab perjanjian lama terdapat kata yang sering diulang-ulang oelh yesus.
Kata-kata tersebut antara lain berbunyi : “Cintailah
sesama manusia seperti anda mencintai diri anda sendiri. Lakukanlah kepada
orang lain apa yang ingin anda lakukan terhadap diri anda sendiri. Datanglah
kepadaku, kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku akan menyegarkan
kamu”
“carilah
kebenaran maka kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.
Dunia mengajarkan agar sahabat
kitalah yang harus kita cintai an musuh kitalah yang kita benci. Kepada kita
diajarkan bahawa matahari terbit hanya bagi mereka yang adil belaka, dan kepada
kita diceritakan bahwa jalan dan gerbang menuju keselamatan adalah sempit.
Dunia yang diliputi oleh kebiasaan dan keseragaman, beranggapan bahwa paling
aman jika mengikuti orang baik saja. Kepada kita diajarkan bahwa orang yang
paling bahagia adalah mereka yang sengsara , yang menangis dan bersyukur, serta
lurus hatinya. Dunia beranggapan bahwa mereka yang kaya, yang berkuasa dan yang
mempunyai garis keturunan yang baiklah yang bahagia.
Lebih
lanjut dalam ajaran kristen ditekankan agar mengabaikan sama sekali sifat-sifat
pribadi pada orang-orang tertentu, yang biasanya menimbulkan persaan suka atau
idak suka terhadap mereka. Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan yang diikuti oleh keharusan
melakukan perbuatan yang bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya dapat dijumpai
pula dalam ajaran islam yang bersumber pada ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Al-Qur’an mengingatkan kepada penganutnya
agar jangan memperturutkan hawa nafsu, karena meraka yanh mengikuti hawa
nafsu akan mudah terjerumus kedalam kehidupan yang sengsara.[13]
Selanjutnya
dalam agama budha menempatkan kedudukan seorang isteri dalam keluarga tidak
sebagai pendamping atau berstatus sebagai nomer dua dalam keluarga sebagai mana
pandangan pada umunya. Agama budha menempatkan peran dan kedudukan yang sama
bahwa seorang istri berperan cukuo besar dalam mensukseskan suaminya. Sukses
suami merupakan sukses bagi keluarga.[14]
Pandangan
agama buhda terhadap wanita yang setara dengan kaum pria itu sejalan pula
dengan ajaran yangh yerdapat dalam Al-Qu’an.
Kita misalnya menjuampai ayat yang berbunyi “.... mereka itu (wanita) adalah pakaian bagimu (pria)dan kaum (pria)
adalah pakaian bagi mereka(wanita)” (Q.S Al-Baqarah : 187)
Berdasarkan
beberapa uraian diatas terliahat dengn jelas bahwa posisi islam diantara
agama-agama lain tampak bersifat adil, obyektif,
dan proporsioanal.
Dengan sifatnya yang adil ajaran
islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan oleh agama-agama yang perna
ada didunia. Sebagai yang bersifat obyektif, ajaran islam memberiakn poenilaian
apa adanya terhadap agam-agam lain. Terhadap agma lain yang benar dan
dibenarkan oleh islam, dan terhadap agam yang tersesat disalahkan dan
diperbaiki oleh ajaran islam. Dan terhadap agama yang tidak seimbang dalam
memberikan perhatian, diberikan perhayian secara proporsioanal. Dengan
pandangan yang demikian itu islam bukanlah agama yang ekslusif, yakni tidak mau
kompromi dan berdialog dengan agama lain, melainkan islam adalah agama yang
terbuka, rasioanal, obyektif, dan demokratis. Islam adalah untuk orang-orang
yang dapat mengunakan pemikirannya. Dengan sifatnya yang demikian itu, maka
islam telah tampil sebagi penyempurna,pembenar sekaligus pembaru.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan melihat posisi islam yang demikian itu maka
tidak ada alasan bagi siapapun untuk mencurigai atau takut pada islam. Islam
adalah agama peardamian, jauh dari sikap permusuhan, perperangan dan
sebagainya. Oleh karena itu upaya-upaya kaum barat yang menghubungkan islam
seabagai agama kaum teroris adalah sama sekali jauh dari sifat ajaran islam yang
demikian. Demikian pula terjadinya pertentangan antara satu agama dengan agama
lain sebagai mana terlihan dalam sejarah, sam sekali disebabkan oleh faktor
agama, melainkan karena faktor-faktor lain yang mengatas namakan agama. Agama
yang demikian itu terkadang dijauhkan dari waktak aslinya sebagai pwmbawa
rahmat, diganti sifat dan wataknya yang menakutkan. Hal yang demikian juga
boleh jadi dari sikap dan pandangan para penganut agama masing-masing yang
mencoba memaksa agama untuk membenarkan
tindakan menyimpangnya. Upaya ini harus segera dicegah dan dikembalikan
kedalam situasi yang memperlihatkan keharmonisan antara agama-agama yang ada di
dunia.
Dan posisi islam yang sedemikian itu membawa
penganut islam sebagai umat yang ideal, menjadi pemertsatu dan perekat diantara agama-agama
yang ada didunia ini
DAFTAR PUSATAKA
Nata, Abudin, Al-Qur’an dan Hdist (dirasah islamiah 1),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993), cet.1.
Nata, Abudin, metodologi studi islam, (jakarta : PT
Grafindo Persada, 2004)
Departemen Agama RI, pengarusutamaan gender menurut gama budha, (jakarta:
proyek peningkatan peranan wanita, 2002)
Smith
Huston, agama-agama manusia, (terj.)
Safroedin bahar dari judul the religion
of man, (Jakarta: yayasan obor Indonesia,1985)
Muhammad Ali, maulana, islamolog(dinul islam) (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve,1980),
Razak,
nasrudin, dinul islam pebafsiran kembali islam sebagai suatu aqidah dan way of
life, (bandung: alma’arif,1977) cet. II.
Nasution,
Harun, islam ditinjau dari berbagai segi
aspeknya, jilid I,( jakarta: UI pres, 1979)
[1] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT Grafindo Persada, 2004) hlm.
7-11.
[6] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT Grafindo Persada, 2004) hlm.
375.
[7] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT Grafindo Persada, 2004) hlm.
376.
[8] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT Grafindo Persada, 2004) hlm.
377.
[9] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT
Grafindo Persada, 2004) hlm. 120.
[10] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT Grafindo Persada, 2004) hlm.
120-123.
[11] Prof. Dr. H. Abudin Nata M.A, metodologi studi islam, (jakarta : PT Grafindo Persada, 2004) hlm.
125-126.
[12] Huston smith, agama-agama
manusia, (terj.) Safroedin bahar dari judul the religion of man, (Jakarta: yayasan obor Indonesia,1985), hlm.
20.
[14] Depag RI, pengarusutamaan
gender menurut gama budha, (jakarta: proyek peningkatan peranan wanita,
2002) hlm. 28-29.
0 komentar:
Posting Komentar